[Materi pada Diklat Penelitian
Kebudayaan, 20 November 2007]
A. Pengantar:
Struktur Ilmu
Penelitian adalah satu cara yang inheren
dalam ilmu untuk mengumpulkan dan menyusun pengetahuan tentang realita.
Pengertian metode merujuk kepada prinsip
mendasar tentang bagaimana cara mengumpulkan dan menyusun pegetahuan dengan
suatu cara sedemikian sehingga ilmu berbeda dengan filsafat, agama, dan
berbagai bentuk pengetahuan awam.
ILMU
Badan
pengetahuan yang dikumpulkan dan disusun secara abstrak, sistematik, logik,
empirik, dan objektif.
Abstrak: umum, jauh dari realita
Sistematik: teratur, menurut asas tertentu
Logik: mengikuti pemikiran secara substansial,
berdasarkan
prinsip deduktif & induktif
Empirik: berdasarkan pengukuran di realita
Objektif: sesuai dengan pengukuran di realita, tidak
memasukkan sikap pribadi
Kehadiran
kelima unsur inilah yang kemudian memberikan label ilmiah kepada
suatu
karya tulis yang dibuat oleh peneliti.
TEORI
Suatu
sistem penjelasan yang kompleks, minimal terdiri dari pertanyaan (masalah,
akibat) dan jawaban (penyebab).
Seperangkat
proposisi yang saling berhubungan untuk memberikan suatu penjelasan terhadap
realita tertentu.
PROPOSISI
Seperangkat
konsep yang saling berhubungan untuk memberikan suatu penjelasan
terhadap
realita tertentu.
KONSEP
Abstraksi
atau representasi kesadaran manusia tentang suatu realita tertentu.
VARIABEL
Konsep
yang telah diturunkan tingkat abstraksinya, lebih dekat dengan realita.
INDIKATOR
Satuan konsep
yang paling dekat dengan realita,
segala
sesuatu yang relatif mudah untuk diamati.
FENOMENA
Satuan
bidang realita yang relatif dapat ditangkap oleh indra.
REALITA
Segala
sesuatu yang ada, bergerak, dan saling berhubungan secara kompleks
di dalam dan
di luar manusia, terlepas apakah manusia menyadarinya atau tidak.
B. Hakikat
Penelitian
Penelitian adalah upaya pengukuran,
menerakan satuan nilai pada konsep dan hubungan di antara satu konsep dengan
konsep lainnya.
Satuan penilaian terdiri dari berbagai
tingkatan:
·
Nominal: sekadar
membedakan, tanpa keterangan tentang jarak
·
Ordinal:
membedakan dengan jarak, tetapi tidak memiliki presisi
·
Interval:
membedakan dengan jarak dan presisi, tetapi tidak berawal dari titik nol
·
Rasio: membedakan
dengan jarak dan presisi yang berawal dari titik nol
Dengan pengukuran ini, penelitian
diharapkan dapat menemukan:
·
POLA
Suatu
analisis yang diperoleh dengan memberikan penekanan pada kesamaan di antara
unsur-unsur yang diteliti.
·
TIPE
Suatu
analisis yang diperoleh dengan memberikan penekanan pada perbedaan di antara
unsur-unsur yang diteliti.
Sebagai upaya pengukuran, penelitian
pada dasarnya tunduk kepada asas-asas berikut:
·
Validitas
Konsistensi
antara apa yang ingin diukur dengan apa yang sebenarnya diukur, atau konsistensi
pengukuran antara konsep dengan indikator.
·
Reliabilitas
Konsistensi
di antara satu pengukuran dengan pengukuran lainnya terhadap satu konsep
tertentu.
·
Representasi
Konsistensi
pengukuran pada tingkat sampel dengan populasi.
·
Generalisasi atau
Inferensi
Derajat
keberlakuan pengukuran pada aspek ruang dan waktu yang lebih luas.
C. Model
Pengukuran Konsel (Variabel)
Ada beberapa model dalam pengukuran
konsep:
·
Vertikal
Menurunkan
konsep yang lebih tinggi (illata)
menuju konsep yang lebih rendah (abstracta,
concreta) hingga fenomena atau realita, dan/atau sebaliknya.
·
Horinsontal
Menghubungkan
satu konsep yang berperan sebagai akibat (variabel dependen) dengan konsep
lainnya yang berperan sebagai sebab (variabel independen).
·
Spasial
Membuat
perbandingan pengukuran vertikal dan/atau horisontal menurut lokasi geografis.
·
Temporal
Membuat
perbandingan pengukuran vertikal dan/atau horisontal menurut perkembangan waktu
(historis).
D. Tipe
Penelitian
Tipe penelitian merujuk kepada cara
bagaimana peneliti memusatkan perhatiannya kepada pengukuran konsep.
·
Deskriptif
Pusat
perhatian peneliti terletak pada upaya pengukuran satu atau beberapa konsep
secara komprehensif:
-
Menggambarkan
(menurunkan) satu atau beberapa konsep ke dalam realita (fenomena) secara lengkap
– sesuatu yang merujuk kepada proses yang sering juga disebut sebagai
operasionalisasi atau elaborasi (deduktif),
-
dan/atau
mengabstraksikan berbagai realita (fenomena) ke dalam satu atau beberapa konsep
tertentu – sesuatu yang merujuk kepada proses yang sering juga disebut sebagai
konseptualisasi atau abstraksi (induktif).
·
Eksplanatif
Pusat
perhatian peneliti lebih terletak pada upaya pengukuran hubungan di antara dua
konsep atau lebih.
·
Eksperimen
Pusat
perhatian peneliti lebih terletak pada upaya pengukuran secara pasti tentang
pengaruh satu atau beberapa konsep (variabel independen) terhadap satu konsep
lainnya (variabel dependen).
E. Pendekatan
Penelitian
Ada dua pendekatan yang kontras dalam
mengadakan pengukuran konsep. Di masa lampau orang terlalu menekankan perbedaan
tersebut pada level paradigmatik, namun sekarang ada kecenderungan perbedaan
itu ditekankan hanya pada level metode, sedemikian sehingga kini ada yang
percaya bahwa orang dapat menggabungkan keduanya.
·
Pendekatan
Kuantitatif
Dengan
asumsi bahwa ada keteraturan dan keseragaman antara tingkat konsep dan realita,
pengukuran cenderung bersifat deduktif: peneliti berawal dari satu atau
beberapa konsep, kemudian menurunkan menjadi indikator-indikator, dan juga
cenderung eksplanatif dengan ciri-ciri sebagai berikut:
-
Peneliti sejak
awal memusatkan perhatian pada konsep-konsep yang dikembangkan mereka sendiri,
mengabaikan konsep-konsep yang berlaku di kelompok sasaran penelitiannya;
-
Sasaran
pengukuran adalah responden, yakni individu-individu yang dianggap memiliki
tingkat pengetahuan yang sama dan berkedudukan setara;
-
Pola dan tipe
dapat ditemukan peneliti berdasarkan prinsip agregasi (kebenaran terletak pada
jumlah, semakin banyak orang, semakin tinggi tingkat kebenaran);
-
Pemilihan sasaran
pengukuran (responden) dilakukan dengan teknik penarikan sampel;
-
Media pengukuran
adalah wawancara berstruktur (kuesioner);
-
Jenis pengukuran
adalah survei;
-
Waktu pengukuran
berlangsung sangat singkat;
-
Satuan pengukuran
adalah berbentuk angka;
-
Teknik pengukuran
menggunakan statistik dan matematik.
·
Pendekatan
Kualitatif
Berbeda
dengan di atas, pendekatan ini justru berasumsi bahwa tidak ada keseragaman dan
keteraturan di antara konsep dengan realita. Karena itu peneliti harus bekerja
secara induktif: berawal dari fenomena, ke indikator hingga akhirnya melakukan
konseptualisasi, dan juga mengidentifikasi hubungan di antara berbagai
fenomena. Adapun ciri-cirinya:
-
Peneliti sangat
tertarik dengan dan memusatkan perhatiannya pada berbagai konsep yang beredar
dalam kelompok sasaran pengukurannya;
-
Sasaran
pengukuran adalah informan, yakni individu-individu tertentu yang dianggap
memiliki pengetahuan terlengkap dan terdalam;
-
Pola dan tipe
dapat ditemukan peneliti berdasarkan prinsip dan klarifikasi (kebenaran hanya
dapat diungkap oleh orang yang berpengetahuan, yakni informan, dan juga
peneliti);
-
Pemilihan
kelompok sasaran pengukuran (informan) didasarkan pada kriteria tingkat
pengetahuan;
-
Media pengukuran
adalah wawancara mendalam;
-
Jenis pengukuran
adalah observasi-partisipasi;
-
Satuan pengukuran
adalah berbentuk verbal;
-
Teknik pengukuran
menggunakan bahasa (verbal).
F. Penyusunan
Proposal
Sejak awal peneliti tentu saja berusaha
memperhatikan seluruh dasar penelitian yang telah dikemukakan di atas, termasuk
ketika sedang menyusun proposal.
1.
Latar Belakang
Memaparkan
dasar atau alasan objektif peneliti untuk melakukan studi. Ada banyak pilihan:
-
Kepentingan
pembangunan
-
Kepentingan
kebudayaan
-
Kepentingan
politik
-
Kepentingan
teoritik
2.
Permasalahan
Memaparkan
kesenjangan antara gagasan normatif (ideal, das
sollen) dengan kenyataan empirik (das
sein), dan/atau mengajukan pertanyaan tentang aspek-aspek yang ingin
diketahui penelitian. Dalam konteks ini, peneliti sebaiknya merumuskan
pertanyaan pada tingkat indikator atau fenomena dengan memanfaatkan kata tanya
spesifik antara lain:
-
Apa
-
Siapa
-
Kapan
-
Di mana
-
Bagaimana
-
Mengapa
3.
Tujuan
Memaparkan
perumusan singkat secara positif tentang apa yang ingin diketahui peneliti.
4.
Studi Literatur
(Pemanfaatan Pustaka)
Meringkaskan
berbagai uraian tentang satu pokok permasalahan ke dalam konsep-konsep
tertentu, dan berdasar itu memberikan pemetaan konseptual tentang hal tersebut,
menunjukkan bagaimana posisi peneliti dalam pemetaan itu, serta mungkin
kontribusi studi peneliti bagi perkembangan ilmu.
5.
Kerangka
Konseptual (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
-
Memilih
konsep-konsep yang cocok dari konstelasi konsep-konsep yang tersedia dalam
disiplin ilmu tertentu;
-
Memberikan
definisi konsep dan dimensi konsep;
-
Menjelaskan
hubungan konseptual di antara berbagai konsep.
6.
Asumsi dan
Hipotesis (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
-
Asumsi
Seperangkat pernyataan
konseptual yang mendasari dan sekaligus membatasi keberlakuan hipotesis.
-
Hipotesis
Perumusan singkat tentang
kondisi suatu variabel, atau hubungan spesifik di antara satu variabel dengan
variabel lainnya.
7.
Metode
Menjelaskan
proses secara lengkap dan apa adanya, bagaimana peneliti mengukur konsep.
o
Operasionalisasi
Konsep (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
§ Definisi operasional
§ Indikator
§ Pertanyaan berstruktur
o
Penetapan
Populasi dan Penarikan Sampel (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
Merumuskan kelompok
potensial yang dapat diteliti dan penetapan kelompok yang sebenarnya akan
diteliti, serta penentuan teknik dan besar sampel.
o
Kelompok Sasaran
Penelitian
Memaparkan kriteria informan
yang dipilih, menyebutkan jumlahnya, lokasinya, serta waktu dan lama wawancara.
o
Teknik
Pengumpulan Data
Memaparkan sarana
pengumpulan data dan alasan penggunaannya.
o
Masalah-Masalah
dalam Penelitian
Memaparkan berbagai masalah
yang dihadapi peneliti.