Selasa, 24 Mei 2016

Kode Etik Penelitian



[Materi pada Diklat Penelitian Kebudayaan, 21 November 2007]


Seperti telah diungkapkan sebelumnya, peneliti dalam penelitian sosial umumnya tidak berhubungan langsung dengan realita. Sebagai manusia, peneliti harus melakukan hubungan baik dengan manusia lain yang menjadi sumber data. Namun, tidak seperti hubungan antar manusia pada umumnya, peneliti harus menjaga keseimbangan peran antara sebagai warga biasa dan ilmuwan.

1.      Jujur tentang tujuan penelitian, tetapi samar

2.      Menunjukkan identitas pribadi, tetapi tidak utuh

3.      Mengembangkan sikap sopan, rendah hati, dan tidak berpihak

4.      Melakukan pertukaran sosial, tetapi tidak berlebihan

5.      Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, tetapi tidak larut dan melakukan intervensi

6.      Memilih lokasi dan waktu yang tepat untuk wawancara

7.      Bersikap sebagai pewawancara, bukan interogator

8.      Mengajukan pertanyaan secara objektif

9.      Mencatat jawaban secara jujur, lengkap, dan apa adanya

10.  Melindungi identitas orang yang diwawancarai

11.  Membuat laporan apa adanya

12.  Menghindarkan diri dari manipulasi dan kegiatan plagiarisme


Proses Penelitian



[Materi pada Diklat Penelitian Kebudayaan, 21 November 2007]


A.     Pengantar

Penelitian sebagai proses – merujuk kepada interaksi antara peneliti dengan manusia, baik sebagai responden maupun informan. Dalam konteks penelitian sosial, realita tidak ada “di luar sana,” di lingkungan fisik, tetapi ada di dalam diri manusia, dalam pikiran mereka, baik disadari maupun tidak, dalam bentuk tindakan, lisan maupun tulisan.

Dalam konteks yang paling ekstrem, seperti dirumuskan oleh pendekatan kualitatif (salah satunya fenomenologi), penelitian sosial memang hanya berusaha mengungkapkan realita sosial yaitu realita yang dikonstruksikan dan/atau dikonstruksikan kembali oleh manusia.

Realita “nun jauh di sana” dicerap oleh manusia dan ditampilkan dalam bentuk apa yang oleh Berger disebut sebagai struktur relevan, yakni kumpulan konsep-konsep yang saling bertalian dalam suatu pola tertentu yang memberikan makna bagi individu-individu yang ada dalam satu sistem sosial atau sistem kebudayaan tertentu.

Tugas peneliti adalah masuk dan menangkap struktur relevan yang berlaku – melalui proses yang dinamakan emic – serta mengungkapkan kembali dalam konsep-konsep keilmuan – melalui proses yang dinamakan ethic.


B.      Persiapan Penelitian

Sebagai proses, sebelum berinteraksi dengan realita sosial, peneliti harus melakukan persiapan yang memadai:

-          Mengumpulkan data sekunder
Peneliti berusaha memperoleh fakta-fakta mendasar sebelum pergi ke lapangan. Misalnya tentang aspek geografis (termasuk peta), demografis, situasi ekonomi, struktur administrasi (pemerintahan), sejarah umum, dan sebagainya.

-          Mengurus perizinan
Peneliti berusaha memperoleh akses, baik formal maupun informal, untuk mendekati orang-orang yang menjadi sasaran penelitian.

-          Melakukan pendekatan
Peneliti berusaha mengenal dan memperkenalkan diri kepada orang-orang yang menjadi sasaran penelitian.

-          Menguasai bahasa (dialek)
Peneliti berusaha berkomunikasi secara efektif dengan kelompok sasaran penelitian.

-          Menyusun kerangka sampel (hanya untuk pendekatan kuantitatif)
Peneliti berusaha menyusun daftar semua unsur yang relevan dalam populasi.

-          Menjajaki dan memilih informan (terutama untuk pendekatan kualitatif)
Peneliti berusaha menemukan dan memilih orang-orang yang memenuhi kriteria sebagai pihak yang paling banyak mengetahui.


C.      Pengamatan

Peneliti mengumpulkan data secara visual, menggunakan mata dan/atau alat bantu penglihatan untuk menggambarkan bidang realita tertentu. Teknik ini bertalian dengan fakta bahwa tidak semua realita dapat diungkapkan secara efektif dalam bahasa, peneliti tidak mau dan/atau tidak dapat berinteraksi dengan realita, serta lebih penting lagi peneliti ingin memperoleh gambaran yang jujur dan langsung. Aspek-aspek pengamatan, antara lain:

-          Manusia dengan karakteristik fisiknya
-          Binatang dengan karakteristik fisiknya
-          Pakaian dan aksesorinya
-          Gerak-gerik dan tindakan
-          Peralatan
-          Waktu
-          Setting atau situasi


D.     Wawancara dengan Kuesioner

Peneliti mengajukan pertanyaan berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya. Ada dua jenis kuesioner: peneliti membacakan pertanyaan dan menuliskan jawaban, atau peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada responden untuk membaca pertanyaan dan memilih alternatif jawaban yang dalam kebanyakan kasus telah disiapkan sepenuhnya oleh peneliti sejak awal.

Namun, apa pun jenisnya, pertanyaan kuesioner biasanya hanya bertumpu pada:

-          Sikap (seperti setuju atau tidak setuju; mendukung atau menolak)
-          Pengetahuan faktual tertentu yang bertalian dengan diri responden sendiri atau keluarganya (identitas, penghasilan, pemilikan, pendidikan, dan sebagainya)


E.      Wawancara Mendalam

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan faktual tertentu dan kemudian berkembang secara vertikal (intensif), horisontal (ekstensif), bahkan spasial dan temporal sesuai dengan jawaban informan. Tidak seperti dalam kuesioner, peneliti berusaha memperoleh data sebanyak, sedalam, sekaya, dan setepat mungkin. Berdasarkan itu, peneliti kemudian mengorganisasikan dan mengkonstruksikan semua data tersebut ke dalam struktur relevan yang ilmiah. Karena itulah, penelitian dengan wawancara mendalam umumnya sangat memakan waktu.

Beberapa aspek penting dalam wawancara mendalam:

-          Pilih lokasi dan waktu yang senggang
-          Hindarkan orang ketiga, keempat, dan seterusnya
-          Hindarkan pertanyaan panjang dan konseptual
-          Paling lama wawancara berlangsung 3 jam
-          Lakukan wawancara berkali-kali di waktu berlainan
-          Lakukan terus konfirmasi tentang istilah, fakta, dan kesimpulan
-          Gunakan secara hati-hati penggunaan alat tulis dan perekam


F.       Membuat Catatan Lapangan

Peneliti mencatat berbagai kegiatan yang dilakukan selama berlangsungnya penelitian dan mencatat hasil wawancara. Dalam penelitian yang menggunakan kuesioner, ada kecenderungan peneliti hanya mencatat aspek yang pertama dan mungkin juga berbagai masalah yang muncul. Namun, dalam penelitian yang menggunakan wawancara mendalam, peneliti justru banyak menghabiskan waktu untuk menuliskan hasil wawancara.

Dalam penyusunan catatan lapangan sebaiknya diperhatikan:

-          Lakukan pencatatan secepatnya, begitu satu wawancara selesai
-          Berikan keterangan wawancara:
·         Nama lengkap (alias) & nama samaran dan/atau nomor
·         Waktu (jam, tanggal/bulan/tahun)
·         Lokasi (jalan, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi)
-          Buat catatan menurut tema tertentu dengan lembar kertas terpisah
-          Upayakan mencatat perkataan informan sebanyak mungkin
-          Jangan mencampurkan pandangan pribadi dengan informan
-          Buat tulisan yang mudah dibaca, jika perlu diketik


G.     Penggunaan Data Dokumen

Karena tidak dapat meneliti langsung realita (biasanya karena terjadi di masa lampau), peneliti menggunakan data tertulis yang bernilai, yang tersedia di berbagai perpustakaan.

Berbagai jenis dokumen:

-          Naskah, manuskrip
-          Memoar, biografi, otobiografi
-          Surat
-          Publikasi dokumen pemerintah
-          Koran, majalah, jurnal


H.     Dokumentasi/Filing

Peneliti perlu membuat organisasi penyimpanan data yang telah terkumpul berdasarkan kerangka pemikiran tertentu, sedemikian sehingga memudahkan proses identifikasi, pengolahan, dan analisis data.

Kerangka pemikiran yang menjadi dasar penyimpanan data itu antara lain:

-          Berdasarkan lokasi
-          Berdasarkan konsep
-          Berdasarkan lokasi dan konsep
-          Berdasarkan bab

Adapun pilihan media penyimpanan data:

-          Kertas
-          Boks file dan/atau lemari
-          Komputer

Metode dan Dasar-Dasar Penelitian Sosial



[Materi pada Diklat Penelitian Kebudayaan, 20 November 2007]


A.     Pengantar: Struktur Ilmu

Penelitian adalah satu cara yang inheren dalam ilmu untuk mengumpulkan dan menyusun pengetahuan tentang realita.

Pengertian metode merujuk kepada prinsip mendasar tentang bagaimana cara mengumpulkan dan menyusun pegetahuan dengan suatu cara sedemikian sehingga ilmu berbeda dengan filsafat, agama, dan berbagai bentuk pengetahuan awam.



ILMU
Badan pengetahuan yang dikumpulkan dan disusun secara abstrak, sistematik, logik, empirik, dan objektif.

Abstrak: umum, jauh dari realita
Sistematik: teratur, menurut asas tertentu
Logik: mengikuti pemikiran secara substansial,
berdasarkan prinsip deduktif & induktif
Empirik: berdasarkan pengukuran di realita
Objektif: sesuai dengan pengukuran di realita, tidak memasukkan sikap pribadi


Kehadiran kelima unsur inilah yang kemudian memberikan label ilmiah kepada
suatu karya tulis yang dibuat oleh peneliti.


TEORI
Suatu sistem penjelasan yang kompleks, minimal terdiri dari pertanyaan (masalah, akibat) dan jawaban (penyebab).

Seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk memberikan suatu penjelasan terhadap realita tertentu.


PROPOSISI
Seperangkat konsep yang saling berhubungan untuk memberikan suatu penjelasan
terhadap realita tertentu.


KONSEP
Abstraksi atau representasi kesadaran manusia tentang suatu realita tertentu.


VARIABEL
Konsep yang telah diturunkan tingkat abstraksinya, lebih dekat dengan realita.


INDIKATOR
Satuan konsep yang paling dekat dengan realita,
segala sesuatu yang relatif mudah untuk diamati.


FENOMENA
Satuan bidang realita yang relatif dapat ditangkap oleh indra.


REALITA
Segala sesuatu yang ada, bergerak, dan saling berhubungan secara kompleks
di dalam dan di luar manusia, terlepas apakah manusia menyadarinya atau tidak.


B.      Hakikat Penelitian

Penelitian adalah upaya pengukuran, menerakan satuan nilai pada konsep dan hubungan di antara satu konsep dengan konsep lainnya.

Satuan penilaian terdiri dari berbagai tingkatan:
·         Nominal: sekadar membedakan, tanpa keterangan tentang jarak
·         Ordinal: membedakan dengan jarak, tetapi tidak memiliki presisi
·         Interval: membedakan dengan jarak dan presisi, tetapi tidak berawal dari titik nol
·         Rasio: membedakan dengan jarak dan presisi yang berawal dari titik nol

Dengan pengukuran ini, penelitian diharapkan dapat menemukan:
·         POLA
Suatu analisis yang diperoleh dengan memberikan penekanan pada kesamaan di antara unsur-unsur yang diteliti.

·         TIPE
Suatu analisis yang diperoleh dengan memberikan penekanan pada perbedaan di antara unsur-unsur yang diteliti.

Sebagai upaya pengukuran, penelitian pada dasarnya tunduk kepada asas-asas berikut:
·         Validitas
Konsistensi antara apa yang ingin diukur dengan apa yang sebenarnya diukur, atau konsistensi pengukuran antara konsep dengan indikator.

·         Reliabilitas
Konsistensi di antara satu pengukuran dengan pengukuran lainnya terhadap satu konsep tertentu.

·         Representasi
Konsistensi pengukuran pada tingkat sampel dengan populasi.

·         Generalisasi atau Inferensi
Derajat keberlakuan pengukuran pada aspek ruang dan waktu yang lebih luas.


C.      Model Pengukuran Konsel (Variabel)

Ada beberapa model dalam pengukuran konsep:

·         Vertikal
Menurunkan konsep yang lebih tinggi (illata) menuju konsep yang lebih rendah (abstracta, concreta) hingga fenomena atau realita, dan/atau sebaliknya.

·         Horinsontal
Menghubungkan satu konsep yang berperan sebagai akibat (variabel dependen) dengan konsep lainnya yang berperan sebagai sebab (variabel independen).

·         Spasial
Membuat perbandingan pengukuran vertikal dan/atau horisontal menurut lokasi geografis.

·         Temporal
Membuat perbandingan pengukuran vertikal dan/atau horisontal menurut perkembangan waktu (historis).


D.     Tipe Penelitian

Tipe penelitian merujuk kepada cara bagaimana peneliti memusatkan perhatiannya kepada pengukuran konsep.

·         Deskriptif
Pusat perhatian peneliti terletak pada upaya pengukuran satu atau beberapa konsep secara komprehensif:
-          Menggambarkan (menurunkan) satu atau beberapa konsep ke dalam realita (fenomena) secara lengkap – sesuatu yang merujuk kepada proses yang sering juga disebut sebagai operasionalisasi atau elaborasi (deduktif),
-          dan/atau mengabstraksikan berbagai realita (fenomena) ke dalam satu atau beberapa konsep tertentu – sesuatu yang merujuk kepada proses yang sering juga disebut sebagai konseptualisasi atau abstraksi (induktif).

·         Eksplanatif
Pusat perhatian peneliti lebih terletak pada upaya pengukuran hubungan di antara dua konsep atau lebih.

·         Eksperimen
Pusat perhatian peneliti lebih terletak pada upaya pengukuran secara pasti tentang pengaruh satu atau beberapa konsep (variabel independen) terhadap satu konsep lainnya (variabel dependen).


E.      Pendekatan Penelitian

Ada dua pendekatan yang kontras dalam mengadakan pengukuran konsep. Di masa lampau orang terlalu menekankan perbedaan tersebut pada level paradigmatik, namun sekarang ada kecenderungan perbedaan itu ditekankan hanya pada level metode, sedemikian sehingga kini ada yang percaya bahwa orang dapat menggabungkan keduanya.

·         Pendekatan Kuantitatif
Dengan asumsi bahwa ada keteraturan dan keseragaman antara tingkat konsep dan realita, pengukuran cenderung bersifat deduktif: peneliti berawal dari satu atau beberapa konsep, kemudian menurunkan menjadi indikator-indikator, dan juga cenderung eksplanatif dengan ciri-ciri sebagai berikut:
-          Peneliti sejak awal memusatkan perhatian pada konsep-konsep yang dikembangkan mereka sendiri, mengabaikan konsep-konsep yang berlaku di kelompok sasaran penelitiannya;
-          Sasaran pengukuran adalah responden, yakni individu-individu yang dianggap memiliki tingkat pengetahuan yang sama dan berkedudukan setara;
-          Pola dan tipe dapat ditemukan peneliti berdasarkan prinsip agregasi (kebenaran terletak pada jumlah, semakin banyak orang, semakin tinggi tingkat kebenaran);
-          Pemilihan sasaran pengukuran (responden) dilakukan dengan teknik penarikan sampel;
-          Media pengukuran adalah wawancara berstruktur (kuesioner);
-          Jenis pengukuran adalah survei;
-          Waktu pengukuran berlangsung sangat singkat;
-          Satuan pengukuran adalah berbentuk angka;
-          Teknik pengukuran menggunakan statistik dan matematik.

·         Pendekatan Kualitatif
Berbeda dengan di atas, pendekatan ini justru berasumsi bahwa tidak ada keseragaman dan keteraturan di antara konsep dengan realita. Karena itu peneliti harus bekerja secara induktif: berawal dari fenomena, ke indikator hingga akhirnya melakukan konseptualisasi, dan juga mengidentifikasi hubungan di antara berbagai fenomena. Adapun ciri-cirinya:
-          Peneliti sangat tertarik dengan dan memusatkan perhatiannya pada berbagai konsep yang beredar dalam kelompok sasaran pengukurannya;
-          Sasaran pengukuran adalah informan, yakni individu-individu tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan terlengkap dan terdalam;
-          Pola dan tipe dapat ditemukan peneliti berdasarkan prinsip dan klarifikasi (kebenaran hanya dapat diungkap oleh orang yang berpengetahuan, yakni informan, dan juga peneliti);
-          Pemilihan kelompok sasaran pengukuran (informan) didasarkan pada kriteria tingkat pengetahuan;
-          Media pengukuran adalah wawancara mendalam;
-          Jenis pengukuran adalah observasi-partisipasi;
-          Satuan pengukuran adalah berbentuk verbal;
-          Teknik pengukuran menggunakan bahasa (verbal).


F.       Penyusunan Proposal

Sejak awal peneliti tentu saja berusaha memperhatikan seluruh dasar penelitian yang telah dikemukakan di atas, termasuk ketika sedang menyusun proposal.

1.      Latar Belakang
Memaparkan dasar atau alasan objektif peneliti untuk melakukan studi. Ada banyak pilihan:
-          Kepentingan pembangunan
-          Kepentingan kebudayaan
-          Kepentingan politik
-          Kepentingan teoritik

2.      Permasalahan
Memaparkan kesenjangan antara gagasan normatif (ideal, das sollen) dengan kenyataan empirik (das sein), dan/atau mengajukan pertanyaan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui penelitian. Dalam konteks ini, peneliti sebaiknya merumuskan pertanyaan pada tingkat indikator atau fenomena dengan memanfaatkan kata tanya spesifik antara lain:
-          Apa
-          Siapa
-          Kapan
-          Di mana
-          Bagaimana
-          Mengapa

3.      Tujuan
Memaparkan perumusan singkat secara positif tentang apa yang ingin diketahui peneliti.

4.      Studi Literatur (Pemanfaatan Pustaka)
Meringkaskan berbagai uraian tentang satu pokok permasalahan ke dalam konsep-konsep tertentu, dan berdasar itu memberikan pemetaan konseptual tentang hal tersebut, menunjukkan bagaimana posisi peneliti dalam pemetaan itu, serta mungkin kontribusi studi peneliti bagi perkembangan ilmu.

5.      Kerangka Konseptual (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
-          Memilih konsep-konsep yang cocok dari konstelasi konsep-konsep yang tersedia dalam disiplin ilmu tertentu;
-          Memberikan definisi konsep dan dimensi konsep;
-          Menjelaskan hubungan konseptual di antara berbagai konsep.

6.      Asumsi dan Hipotesis (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
-          Asumsi
Seperangkat pernyataan konseptual yang mendasari dan sekaligus membatasi keberlakuan hipotesis.

-          Hipotesis
Perumusan singkat tentang kondisi suatu variabel, atau hubungan spesifik di antara satu variabel dengan variabel lainnya.

7.      Metode
Menjelaskan proses secara lengkap dan apa adanya, bagaimana peneliti mengukur konsep.

o   Operasionalisasi Konsep (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
§  Definisi operasional
§  Indikator
§  Pertanyaan berstruktur

o   Penetapan Populasi dan Penarikan Sampel (Hanya untuk Pendekatan Kuantitatif)
Merumuskan kelompok potensial yang dapat diteliti dan penetapan kelompok yang sebenarnya akan diteliti, serta penentuan teknik dan besar sampel.

o   Kelompok Sasaran Penelitian
Memaparkan kriteria informan yang dipilih, menyebutkan jumlahnya, lokasinya, serta waktu dan lama wawancara.

o   Teknik Pengumpulan Data
Memaparkan sarana pengumpulan data dan alasan penggunaannya.

o   Masalah-Masalah dalam Penelitian
Memaparkan berbagai masalah yang dihadapi peneliti.