Paper dipresentasikan untuk Media Workshop Peluncuran Rusunami Samawi PT. MAR
Rabu, 25 Juni 2008 di
Mario’s Place, Menteng Jakarta
Begitu bersemangatnya publik ingin memiliki hunian yang jauh di atas tanah itu, sehingga memberi kesan
mereka seakan tidak memiliki pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan
pembelian secara saksama. Misalnya, mereka tidak mempertimbangkan fakta
bahwa hampir seluruh pengembang belum memiliki berbagai perizinan prinsip yang
diperlukan untuk pembangunan rusunami, dan yang tidak kalah pentingnya, sejumlah pengembang tidak memiliki desain yang baik menurut asas estetika &
fungsi tertentu.
Paper singkat berikut bertujuan memberikan tips kepada calon pembeli
untuk menentukan pilihan rusunami yang memenuhi asas fungsionalitas menurut
perspektif sosiologis.
- Rusunami pada intinya adalah rumah, kendati pun menjulang secara vertikal tetapi tetap berfungsi sebagai tempat beristirahat, beraktivitas dan melakukan sosialisasi di antara anggota keluarga. Karena itu ketika melakukan pembelian, pastikan desain rusunami yang ditawarkan pengembang memiliki ukuran yang memadai sesuai dengan jumlah anggota keluarga;
- Rusunami adalah himpunan pilar-pilar beton yang memiliki potensi untuk menghalangi bahkan memutuskan koneksi penghuni dari alam sekitarnya; sedemikian sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan disorientasi bahkan alienasi dalam diri penghuninya. Karena itu pastikan unit hunian rusunami yang dipilih memiliki jendela keluar, serta jarak dan posisi antara satu bangunan (tower) dengan bangunan lain cukup lebar dan tidak saling menghalangi; sehingga memungkinkan penghuni melihat tanah, pemandangan (panoramic view) yang terdiri dari berbagai elemen mulai dari lapangan, pepohonan, sungai, matahari hingga bahkan, mungkin, kaki langit (horison);
- Rusunami adalah unit-unit rumah yang tidak memiliki halaman dan berhimpitan secara vertikal maupun horisontal; sedemikian sehingga memiliki peluang terjadinya intensitas interaksi yang tinggi di antara sesama penghuni, bahkan dapat menyebabkan kongesti & kemungkinan hilangnya privasi di koridor, ruang & fasilitas publik. Manusia adalah makhluk sosial, namun ia tetap membutuhkan keleluasaan & privasi. Ada kecenderungan semakin tinggi status sosial-ekonomi seseorang, semakin tinggi pula tingkat privasi yang dibutuhkan. Mengingat hal itu pastikan desain rusunami yang dipilih setiap lantainya memiliki jalur lalu-lalang yang leluasa & jarak pandang yang menyeluruh ke segenap penjuru;
- Guna menampung naluri sosial penghuni, pastikan pula rusunami yang dipilih memiliki ruang terbuka yang dilengkapi dengan taman dan fasilitas publik lainnya. Karena di sinilah, dengan kaki menjejak tanah, sesama penghuni dapat menjalankan interaksi yang bebas, bermakna, dan memiliki kapasitas untuk melakukan kontrol sosial guna mencegah terjadinya deviasi (penyimpangan) dan kriminalitas;
- Manusia adalah makhluk yang memerlukan koneksi yang akrab dengan alam sekitar. Terjadinya krisis energi dan ancaman global warming semestinya semakin mendorong manusia untuk kembali ke alam. Karena itu ketika harus memilih, pastikan rusunami yang akan dihuni memiliki desain yang memungkinkan adanya penerangan alamiah dari cahaya matahari pada siang hari, penyejukan alamiah melalui sirkulasi udara yang bebas & lancar di unit hunian & koridor, serta ruang publik lainnya di sepanjang hari.
Sebagai penutup perlu
dikemukakan, calon penghuni rusunami pada hakikatnya merupakan kelas
menengah yang memiliki mobilitas spasial yang tinggi. Karena itu pembelian
rusunami pada umumnya digerakkan oleh motif utama mereka untuk menghindari
kemacetan lalu-lintas di samping memberikan citra prestisius tertentu.
Sebagian besar mereka telah memiliki rumah konvensional (landed house) yang kendati terletak di pinggiran kota, namun dapat dimodifikasi sesuai selera masing-masing. Mengingat calon penghuni umumnya belum pernah tinggal di rusun adalah wajar bila mereka tidak banyak memiliki pertimbangan & keinginan untuk tinggal secara permanen. Namun dengan fasilitasi pengembang, bukannya tidak mungkin mereka akan merasa betah, selanjutnya menganjurkan kepada sanak keluarga & koleganya untuk melakukan hal yang sama: membeli dan tinggal di rusun yang kini dengan bangga mereka sebut sebagai apartemen.
Sebagian besar mereka telah memiliki rumah konvensional (landed house) yang kendati terletak di pinggiran kota, namun dapat dimodifikasi sesuai selera masing-masing. Mengingat calon penghuni umumnya belum pernah tinggal di rusun adalah wajar bila mereka tidak banyak memiliki pertimbangan & keinginan untuk tinggal secara permanen. Namun dengan fasilitasi pengembang, bukannya tidak mungkin mereka akan merasa betah, selanjutnya menganjurkan kepada sanak keluarga & koleganya untuk melakukan hal yang sama: membeli dan tinggal di rusun yang kini dengan bangga mereka sebut sebagai apartemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar