[Makalah asli dalam bentuk power point. Materi Presentasi untuk Diskusi Pakar dalam rangka “Penyusunan Roadmap Gerakan Indonesia Damai” Kemenkokesra & Institut Titian Perdamaian, 12 Desember 2011]
Latar Belakang
Studi-studi konflik etnik selama ini cenderung berasumsi bahwa kelompok etnik sudah ada dengan sendirinya (given), dari dahulu hingga sekarang sedemikian sehingga konflik etnik merupakan fungsi dari perbedaan atau perbenturan di antara kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam berbagai bidang.
Namun sebagaimana yang dapat kita pelajari dari Kalimantan Barat, kelompok etnik justru lahir dari proses pembentukan kelompok etnik dalam waktu panjang, yang karena mengalami proses pembelajaran kekerasan dan kemudian bereaksi dengan melakukan kekerasan kolektif. Dan justru dengan itu, kelompok etnik itu kemudian lahir dan mengundang potensi terjadinya kekerasan kolektif berikutnya.
Tujuan
Kekerasan etnik hakekatnya merupakan konsekuensi akumulatif dari etnisisasi yang terjadi di segala bidang, mulai dari kultur, institusi, politik, ekonomi, struktur sosial hingga kriminalitas; yang karena faktor pencetus tertentu dan keterlibatan aparat keamanan, kemudian meledak menjadi suatu insiden yang membawa korban manusia dan benda yang besar.
Definisi Kelompok Etnik
Kumpulan individu-individu yang mengakui dan diakui oleh pihak lain sebagai suatu kelompok yang bukan saja memiliki karakteristik yang sama melainkan juga mampu mengembangkan solidaritas yang minimal.
Kata “mengakui” dan “diakui” bukan hanya merujuk kepada harus adanya pengakuan simetris, melainkan juga kesadaran kolektif. Karena atas dasar itulah para individu kemudian mengembangkan identitas –yakni, representasi kolektif dalam diri individu. Dan atas dasar identitas, para individu tersebut mengembangkan solidaritas –yakni, keterikatan dan kekompakan yang mewujud dalam suatu aksi kolektif.
Pengertian Etnisisasi
Proses menjadi suatu kelompok etnik; penyatuan unit-unit sosial yang lebih kecil yang berlandaskan hubungan kekeluargaan (tribe) menjadi suatu kelompok yang lebih besar, baik sebagai kelompok etnik (ethnic group) atau bahkan bangsa (nation).
Pengertian Kekerasan Etnik
Peragaan solidaritas suatu kelompok dengan cara menghancurkan, membinasakan, dan mengusir kelompok lain dalam suatu teritori yang diklaim secara eksklusif hanya dimiliki oleh satu kelompok tertentu.
Dalam konteks ini, patut dibedakan antara konflik etnik dan kekerasan etnik. Tekanan pada istilah yang pertama adalah kompetisi, sedangkan yang kedua adalah eliminasi. Konflik etnik sangat jarang bertranformasi menjadi kekerasan etnik.
Sumber Kekerasan Etnik
* Etnisisasi dalam berbagai bidang
* Etnisisasi Kriminalitas
* Faktor pencetus: kekerasan nirdiskriminatif yang simbolik
* Keterlibatan aparat keamanan
Etnisisasi Kultur dan Institusi
Kultur: Proses penyatuan kesadaran kognitif dan implikasinya pada sistem nilai yang berlaku.
Dalam konsepsi ini, sejumlah aktivis berusaha menanamkan ideologi “Sumpah Pemuda” bahwa para anggota walau berbeda-beda tetapi satu “teritori, bahasa, kelompok, dan organisasi.”
Institusi: Proses penyatuan pola tindakan; pembentukan lembaga pemersatu. Pendirian satu atau sejumlah lembaga yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan suatu identitas bersama.
Etnisisasi Politik dan Ekonomi
Politik: Proses penyatuan tujuan bersama; pendirian suatu lembaga yang secara efektif memiliki dan mampu menjalankan kekuasaan untuk kepentingan bersama.
Ekonomi: Proses penyatuan aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi; pendirian suatu lembaga yang mampu memobilisasi dana untuk kepentingan bersama.
Etnisisasi Struktur Sosial dan Kriminalitas
Struktur: Proses penyatuan usaha agar terjadi mobilisasi vertikal untuk mengisi lapisan-lapisan menengah ke atas dalam masyarakat secara cepat.
Proses penyatuan usaha yang secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya monopolisasi bidang kejahatan dan pada gilirannya menghasilkan stigma.
Faktor Pencetus: Kriminalitas Nirdiskriminatif yang Simbolik
Pembunuhan yang dilakukan, sengaja atau tidak, oleh individu-individu dari suatu kelompok tertentu terhadap orang yang dianggap paling representatif berasal dari kelompok lain sehingga menimbulkan kesan merupakan penyerangan atas suatu kelompok secara keseluruhan. Sebagai reaksinya, kelompok yang disebut terakhir itu membalasnya dengan melakukan aksi kolektif tanpa pandang bulu.
Keterlibatan Aparat Keamanan
* Berpihaknya aparat keamanan kepada suatu kelompok etnik tertentu dalam situasi tertentu;
* Merosotnya kewibawaan aparat keamanan di mata publik;
* Upaya cuci tangan dan/atau pembiaran aparat keamanan dalam situasi kekerasan etnik.
Studi-studi konflik etnik selama ini cenderung berasumsi bahwa kelompok etnik sudah ada dengan sendirinya (given), dari dahulu hingga sekarang sedemikian sehingga konflik etnik merupakan fungsi dari perbedaan atau perbenturan di antara kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam berbagai bidang.
Namun sebagaimana yang dapat kita pelajari dari Kalimantan Barat, kelompok etnik justru lahir dari proses pembentukan kelompok etnik dalam waktu panjang, yang karena mengalami proses pembelajaran kekerasan dan kemudian bereaksi dengan melakukan kekerasan kolektif. Dan justru dengan itu, kelompok etnik itu kemudian lahir dan mengundang potensi terjadinya kekerasan kolektif berikutnya.
Tujuan
Kekerasan etnik hakekatnya merupakan konsekuensi akumulatif dari etnisisasi yang terjadi di segala bidang, mulai dari kultur, institusi, politik, ekonomi, struktur sosial hingga kriminalitas; yang karena faktor pencetus tertentu dan keterlibatan aparat keamanan, kemudian meledak menjadi suatu insiden yang membawa korban manusia dan benda yang besar.
Definisi Kelompok Etnik
Kumpulan individu-individu yang mengakui dan diakui oleh pihak lain sebagai suatu kelompok yang bukan saja memiliki karakteristik yang sama melainkan juga mampu mengembangkan solidaritas yang minimal.
Kata “mengakui” dan “diakui” bukan hanya merujuk kepada harus adanya pengakuan simetris, melainkan juga kesadaran kolektif. Karena atas dasar itulah para individu kemudian mengembangkan identitas –yakni, representasi kolektif dalam diri individu. Dan atas dasar identitas, para individu tersebut mengembangkan solidaritas –yakni, keterikatan dan kekompakan yang mewujud dalam suatu aksi kolektif.
Pengertian Etnisisasi
Proses menjadi suatu kelompok etnik; penyatuan unit-unit sosial yang lebih kecil yang berlandaskan hubungan kekeluargaan (tribe) menjadi suatu kelompok yang lebih besar, baik sebagai kelompok etnik (ethnic group) atau bahkan bangsa (nation).
Pengertian Kekerasan Etnik
Peragaan solidaritas suatu kelompok dengan cara menghancurkan, membinasakan, dan mengusir kelompok lain dalam suatu teritori yang diklaim secara eksklusif hanya dimiliki oleh satu kelompok tertentu.
Dalam konteks ini, patut dibedakan antara konflik etnik dan kekerasan etnik. Tekanan pada istilah yang pertama adalah kompetisi, sedangkan yang kedua adalah eliminasi. Konflik etnik sangat jarang bertranformasi menjadi kekerasan etnik.
Sumber Kekerasan Etnik
* Etnisisasi dalam berbagai bidang
* Etnisisasi Kriminalitas
* Faktor pencetus: kekerasan nirdiskriminatif yang simbolik
* Keterlibatan aparat keamanan
Etnisisasi Kultur dan Institusi
Kultur: Proses penyatuan kesadaran kognitif dan implikasinya pada sistem nilai yang berlaku.
Dalam konsepsi ini, sejumlah aktivis berusaha menanamkan ideologi “Sumpah Pemuda” bahwa para anggota walau berbeda-beda tetapi satu “teritori, bahasa, kelompok, dan organisasi.”
Institusi: Proses penyatuan pola tindakan; pembentukan lembaga pemersatu. Pendirian satu atau sejumlah lembaga yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan suatu identitas bersama.
Etnisisasi Politik dan Ekonomi
Politik: Proses penyatuan tujuan bersama; pendirian suatu lembaga yang secara efektif memiliki dan mampu menjalankan kekuasaan untuk kepentingan bersama.
Ekonomi: Proses penyatuan aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi; pendirian suatu lembaga yang mampu memobilisasi dana untuk kepentingan bersama.
Etnisisasi Struktur Sosial dan Kriminalitas
Struktur: Proses penyatuan usaha agar terjadi mobilisasi vertikal untuk mengisi lapisan-lapisan menengah ke atas dalam masyarakat secara cepat.
Proses penyatuan usaha yang secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya monopolisasi bidang kejahatan dan pada gilirannya menghasilkan stigma.
Faktor Pencetus: Kriminalitas Nirdiskriminatif yang Simbolik
Pembunuhan yang dilakukan, sengaja atau tidak, oleh individu-individu dari suatu kelompok tertentu terhadap orang yang dianggap paling representatif berasal dari kelompok lain sehingga menimbulkan kesan merupakan penyerangan atas suatu kelompok secara keseluruhan. Sebagai reaksinya, kelompok yang disebut terakhir itu membalasnya dengan melakukan aksi kolektif tanpa pandang bulu.
Keterlibatan Aparat Keamanan
* Berpihaknya aparat keamanan kepada suatu kelompok etnik tertentu dalam situasi tertentu;
* Merosotnya kewibawaan aparat keamanan di mata publik;
* Upaya cuci tangan dan/atau pembiaran aparat keamanan dalam situasi kekerasan etnik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar